Akhir pekan lalu Natas Fair pertama thn ini sdh datang dan seperti diperkirakan, dalam kondisi financial S'pore yg sedang menghayati resesi selama 3 quarter berturut-turut, total transaksi selayaknya gak akan lebih besar daripada thn 2008. Sekitar 56 ribu orang selama 3 hari, belanja S$45 juta utk memenuhi wants travel habit mereka (guess how many % of them paid with cards? how many % will later fall into NPL side?). Dengan penurunan transaksi --hanya-- 10% dibanding thn lal
u, paket tur Eropa tanpa dinyana naik sebagai destinasi liburan #2 (dibanding #9 tahun lalu). Destinasi #1 yg biasanya dipegang Jepang kini diambil China. Apa alasannya? I guess, when come to holiday S'poreans never wanna return back with empty hand. Selain harga tiket pesawat yg katanya sudah turun sampai 40%, para holiday-goers juga pintar m

elihat trend pelemahan mata uang Euro (seperti kejadian waktu AU$ melemah bnyk orang yg buru2 switch package ke negeri kangguru) terhadap S$.
Menurut CEO NATAS: This shows that when S'poreans look for bargains, it doesn't matter if it's long or short haul. " Dan tau gak, paket2 murah seperti Malaysia (Genting H'land coyyy..) & negara2 Asia Tenggara jd pilihan kebanyakan oma opa usia pensiunan atau oom tante yg biasa nongkrong di warung2 kopi.
Tross, apa S'porean udah survive menjalani masa resesi ini & Natas udah jadi konsumsi wajib 2X sekali ngikutin tetangga2 yg lain. Rasanya filosofi kiasu mengambil peran disini..(naha urang teu bisa jd kiasu wae?hehee).
Afterall, what a SATAN power..oops sorry, I mean NATAS power :)
No comments:
Post a Comment